Minggu, 26 Desember 2010
26 desember 2004_ 08:15 WIB
_____________________________________________________
Tepat 6 tahun yang lalu, tepatnya 26-12-2004, Provinsi paling barat wilayah Indonesia, yang bernama Nanggroe Aceh Darussalam (sekarang prov. Aceh) dikejutkan oleh guncangan gempa berkekuatan 9.1 SR, dan diikuti oleh gelombang Tsunami 15 menit setelah gempa.
Tepat hari ini genap 6 tahun sudah peristiwa Tsunami terbesar sepanjang dekade ini terjadi. Hari itu, 26 desember 2004 saat mentari pagi belum begitu terik sinarnya, sebuah gempa bumi dahsyat mengguncang bumi Serambi Mekah Aceh. Gempa yang menurut United States Geological Survey berkekuatan 9,1 pada skala richter tersebut disusul tsunami dahsyat yang menenggelamkan daratan aceh selama beberapa saat. Tsunami tersebut tidak hanya menerjang Aceh saja, tetapi juga banyak negara mulai Thailand, Malaysia di Asia menyeberang samudra sampai di benua Afrika setelah terlebih dahulu melewati Srilanka, India dan Maladewa.
Gempa dan Tsunami tersebut telah menewaskan ratusan ribu korban jiwa meninggal dan puluhan ribu yang hilang tak tentu rimbanya. Dan aku pun tidak luput menjadi korban kedahsyatan Tsunami. Peristiwa itu begitu mencengangkan mata dunia Internasional. Dalam hitungan jam ucapan belasungkawa mengalir tiada terhenti. Bukan hanya berhenti sampai disitu saja, sejumlah negara asing pun tergerak untuk mengirim bantuan dan tim relawan kemanusian di Aceh dan daerah terdampak bencana.
Armada angkatan laut Amerika ( Navy Seals ) sampai harus mengerahkan kapal angkatan perangnya yang juga bisa berfungsi sebagai rumah sakit terapung untuk membantu mengobati para korban yang mengalami cedera parah. Berbagai lembaga bantuan kemanusian baik dalam dan luar negeri berlomba memberikan bantuan kepada korban tsunami. Dari dalam negeri bantuan banyak yang disalurkan melalui PMI, MERC, Pundi Amal SCTV, Dompet Dhuafa Republika dan lain sebagainya. Sementara bantuan asing selain dikoordinir oleh palang merah internasional juga melalui bulan sabit merah, perwakilan negara-negara sahabat dan juga pengiriman tenaga medis dan tentara untuk membantu membersihkan puing dan evakuasi korban.
Setiap hari media cetak dan elektronik disuguhi oleh berita tragedi tersebut sebagai berita utama. Bahkan Metro TV satu-satunya jaringan telivisi berita saat itu sampai harus meluangkan waktu khusus untuk menyiarkan program tentang perjuangan para relawan menembus medan bencana yang rusak parah. Selain juga menayangkan Video-video yang bercerita tentang detik-detik datangnya air bah yang mematikan tersebut. Pokoknya saat itu tiada waktu yang tersisa tanpa adanya berita tentang bagaimana perjuangan menyelamatkan para korban, cuplikan video tsunami yang diiringi dengan pemutaran lagu “cerita untuk kawan” karya Ebiet G Ade.
Karena peritiwa itulah, Aceh yang tadinya memanas karena aksi Gerakan separatis Aceh Merdeka ( GAM ) untuk sementara melupakan konflik yang ada. Aparat dari TNI dan GAM serta element masyarakat lainnya bersatu bahu membahu untuk membantu korban bencana tersebut. Seakan mereka melupakan konflik yang telah lama terjadi dan menewaskan begitu banyak nyawa di antara kedua belah pihak.
Tiap tahun warga Aceh khusunya dan warga Indonesia umumnya memperingati peritiwa tersebut. Walau dari tahun ke tahun orang di luar Aceh yang mengenang peritiwa tersebut semakin jarang, tapi bagi sebagian orang peristiwa tersebut masih membekas. Apalagi beberapa waktu lalu peristiwa tsunami kembali menyapa daerah pesisir barat Sumatra tepatnya di kepulauan Mentawai.
Kini moment peringatan 6 tahun peristiwa tsunami Aceh tersebut, bertepatan dengan perhelatan final AFF Cup 2010 leg pertama. Untuk itu beberapa element masyarakat Aceh melalui Gubernur Irwandi Yusuf meminta Timnas pada partai tersebut menggunakan pita hitam di lengan dan juga mengheningkan cipta sebelum pertandingan di mulai. Dan permintaan tersebut menurut kabar akan diterima dan dilakukan oleh Timnas.
Semoga peristiwa tsunami Aceh tidak terulang lagi di masa depan. Dan pemerintahan bisa lebih tanggap dan bijak dalam menangani peristiwa bencana kemanusian yang masih mungkin akan terjadi di negeri ini. Dan semoga bagi sahabat-sahabat yang menjadi korban keganasan tsunami diberikan ketabahan dalam menghadapi pedihnya hidup ini...
Maha Besar Allah dengan segala kekuasaannya. Hanya pada-Mu lah kami memohon ampunan dan hanya pada-mu lah kami memohon perlindungan...
Label:
History
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar